Scattered Wind & Crying Rain

Adalah aku saat jutaan air turun menyerbu tandus cakrawala.
Berdansa pelan tanpa ragu dan tanpa sekalipun melihat tempat teduh.
Luas yang ku inginkan,
Lebat yang ku cari,
Dingin yang ku mau, dan
Kuyup menyelimuti.

Satu utas tali cahaya diiringi gelegar yang mengikuti,
Membuat aku berlari ketempat lapang berharap ia menyapaku tidak hanya sekali.

Adalah aku yang tak selamanya enggan dan bersembunyi akannya,
Tak selamanya lari dan berteduh darinya,
Tak selamanya membenci dan mengumpat padanya,

Baru saja ku menyatu dengan mereka,
Ku rasakan kebebasan saat ribuan rintiknya deras menyapa epidermisku dengan lembut yang kian memedihkan.
Seolah mengetuk pintu kulitku yang penuh polusi dunia sembari bercengkrama akan keindahan. Lekas mereka tersenyum.

Sesal? Itu ada. Berharap lapisan umur ini masih mengizinkan untuk bermain kekanak-kanankan kembali bersama pasukan air langit.

Bahagia? Itu aku. Yang sore ini sempat menyatu dengan air, udara, angin, tanah dan kerajaannya, bahkan sang petir dan, menyatu dengan alam.

Indah? Itu pasti. Telah-sempat menjadi bagian dari alam.

Ku tutup hari ini dengan pijakan kencang kaki ini dengan lutut kanan pada tanah dan kedua tangan menopang raga, pelan kepala ini melihat nirwana yang kian kelam lalu memutuskan melihat jauh kedepan.

Puluhan langkah kencang menembus hujan, genangan lumpur-air beriak binasa, dan semakin kencang hingga ku tinggalkan temanku dan semakin kencang ku berlari...kencang...kencang..!!! Hingga aku merasa bahwa aku ini The Flash yang menciptakan ledakan sonik.

Satu larik untuk-Nya. "Thanks Lord, for gave me a chance for a great life".

Today-Rain-Streak-FLASH!!!!

~ Sang Binasa
November 29th, 2014

No comments:

Post a Comment