Cinta Dalam Akronim

Juli 2007 adalah tahun ketiga ku bersekolah di SMP N 2 Kalimanah. Tak pernah ku terka kisah pra-remajaku semakin menarik dimana saat kekosongan hati berpaling pada luapan perasaan buta. Mulai kukagumi seseorang diseberang kiri mejaku, setiap pagi aku berangkat bagian terindah adalah
saat aku memasuki pintu kelasku dan mendapati dirinya sedang duduk tepat diseberang meja tempatku belajar setiap harinya. Tak lupa dia menyapa hangat dengan senyuman dan matanya yang mematikan setiap urat dalam tubuhku.

Tuhan, anugerahi aku kekuatan untuk menyatakannya, kisah memutuskan aku untuk tidak menyatakannya pada saat itu, ku biarkan hari demi hari habis dengan kuburan perasaan yang semakin dalam. Tangis dalam tawa, ceria dalam gundah, hanya mampu menyatakan dalam selembar kertas dan berharap suatu saat nanti orang dengan mata mematikan itu akan membacanya. Namanya sungguh aku tak mampu menghapusnya dari memoriku meski hanya satu huruf, nama yang seolah terpatri sempurna dalam otak ini, membuat aku memanjangkan huruf demi huruf namanya agar aku semakin lupa apa kepanjangan setiap hurufnya, agar aku terlupa dan berujung melupakan semua tentangnya. Namun..
Jika matamu adalah palung dalam, tataplah aku lama-lama aku senang tenggelam disana..

Didalam kesunyian
Embun pagi membasahi Bumi pertiwi
Violet sinar matahari menembus dari celah-celah awan
Ingin ku gapai bintang - 
Nan indah
Untuk dirimu sang kekasih
Rasa ini hanya untukmu  
Ku kan slalu menjaganya biarpun Bumi terbelah dua, karena -
Hati ini telah terbawa dalam dimensi ruang cintamu
Akankah cintaku bersatu?
Satu malam yang tak terlupakan 14 Desember
Aku akan selalu ingat meski jiwa raga takkan pernah bertemu
Nafas cinta yang kau hembuskan membuat -
Aku takkan bisa melupakanmu dan -
Hari esok yang terlupakan semoga selalu terkenang untukmu selamanya.

Diam dan tertutup rapat dalam buku yang tergeletak disudut meja, tanpa satupun harapan untuk ia membacanya. Entah aku terlalu bodoh atau semacamnya, aku sadari apa yang dilakukan kisah padaku saati itu. Tahun demi tahun berlalu tanpa kabar lebih darinya, hingga 2011 memberi jawaban atas yang terjadi empat tahun silam. Untuk mempertanyakan kembali cintanya, untuk menyatakan yang tertunda. Ku sodorkan secarik kertas berisi akronim seraya tersenyum saat dibacanya, aku yakinkan diriku bahwa cintaku belumlah mati, dan keraguannya adalah jawaban saat ini. Untuknya dalam bagian kisah masalalu..

Dia-Yang-Namanya-Tertulis-Disetiap-Awal-Kalimat


~ Alvin Saputra
2007



*RahnePutri

No comments:

Post a Comment