Sang Ilmuwan

Tak tampan, tak rupawan,
Tak menawan tapi ilmuwan,
Bermahkota cepak namun berotak,
Lalaikan cerminan hidup lalu simpan dalam benak.

Pawakan yang tak setegap lalu,
Karena waktu yang mengikis setiap cengkal kulitmu,
Seutas karet hitam tererat pada pinggang,
Sepasang tapak kaki yang tersilang.
Tampak ia duduk dengan tangan piawainya,
Tepat diatas papan berabjad nan menyala,
Sejuta kata, berjuta makna,
Seolah samudera kemampuannya tak akan sirna.
Lalu berpuluh-puluh dari kami mendengar,
Lalu sekian dari mereka melanggar,
Namun inilah realita-ironi belajar,
Sepotong kisah demi mendapat gelar.


Sang Biasa,
June 26th, 2013

 

No comments:

Post a Comment